Tuesday, June 11, 2013

Cinta 2007

Pagi itu kurasakan tak seperti biasa. Rasa ngantuk dan dingin tidak lagi menjadi alasan untuk aku terlambat ke sekolah. Padahal, hari itu adalah hari pertama masuk sekolah setelah libur panjang selama sebulan lebih. Kulangkahkan kaki meninggalkan rumah menuju tempatku menuntut ilmu menelusuri jalan yang berjarak ± 2  km. suasana jalan raya masih sepi, mungkin karena masih terlalu pagi dan mungkin juga itu adalah satu ciri dari pedesaan. 
Sesampaiku di sekolah, aku mulai menjumpai beberapa siswa yang tengah membersihkan ruangan kelasnya.  Aku terus berjalan menuju ruang kelasku, lalu kuletakan tas di atas meja. Tak kupedulikan sampah yang berserakan diruangan, kusandarkan badan dikursi untuk menghilangkan lelah sambil menunggu seorang yang menjadi putri dalam kisahku. Sesekali aku memandang  kearah jendela kelas untuk  memastikan kedatanganya.  Sambil menunggu, aku mulai membayangkan apa yang akan terjadi nanti jika aku menemuinya. Tengah membayangkan, tanpa sengaja pandanganku mengarah pada pintu gerbang sekolah.  Aku dikejutkan oleh sosok wanita dengan rambut terurai dan tas hijau yang menggantung pada bahu kananya sedang berjalan menuju ruang kelasnya. Tidak salah lagi, Dia adalah Putri Komik yang sedang kunanti kedatanganya.
Kurapikan baju dan kubentuk rambut ini hingga menyerupai bentuk Menara Eifel untuk mencuri perhatianya. Lalu aku mulai melangkah menghampiri wanita anak Guru Matematika itu.  sampai  disana kudapati Ia sedang merapikan meja dan kursi tempat duduknya. Melihat kedatanganku, Dia langsung melemparkan senyuman khas  yang dimilikinya padaku. Aku terus melangakah mendekatinya  seraya menglurkan tangan untuk bersalaman. Kuhelakan nafas panjang lalu ku coba tanyakan keadaanya, iapun menjawab pertanyaanku dengan lembut. Tak lama kemudian teman-teman sekelasnya berdatangan dan mulai  membersihkan ruangan kelas sehingga suasana hening di pagi itu berubah menjadi berisik. Akupun bergegas meninggalkan kelas itu.
Seribu satu pertanyaan mulai berdatangan dalam benakku. Keraguan bercampur keinginan bergejolak, membuat jantung ini berdetak kencang. BERSAMBUNG >>
Bagikan artikel ini :


Comments
0 Comments

0 comments:

Post a Comment

Terima Kasih atas Komentar Anda